Makalah Minyak dan Lemak dalam Hasil Hutan Bukan Kayu
Postingan ini diperbarui 13 Oktober 2021
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor kehutanan merupakan sektor yang memiliki kewenangan untuk mengelola sumberdaya hutan yang meliputi kawasan, lahan hutan, tegakan, dan pendistribusikan manfaatnya. Namun demikian dalam pengimplementasikan kewenangan tersebut tidak harus dilakukan oleh Dinas Kehutanan atau Kementerian Lingkungan dan kehutanan saja, tetapi seluruh instansi pemerintah serta masyarakat diharuskan ikut menjaga kelestarian hutan. Hal ini dilakukan mengingat fungsi hutan tidak hanya dapat dinilai secara ekonomi langsung saja namun harus dilihat secara komprehensif termasuk nilai tidak langsungnya.
Dalam mata kuliah hasil hutan bukan kayu merupakan suatu mata kuliah yang membahas mengenai hasil hutan bukan kayu yang pengelolaan hutannya dapat menghasilkan yang terdiri dari minyak dan lemak, minyak atsiri, obat-obatan, pewarna dan lain sebagainya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai hasil hutan bukan kayu pada minyak dan lemak. Yang Minyak dan lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa oraganik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar dan pelarut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah,
- Bagaimana proses pengambilan minyak dan lemak?
- Bagaimana jenis-jenis tumbuhan penghasil minyak dan lemak?
- Bagaimana sifat-sifat minyak dan lemak?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan makalah adalah,
- Untuk memahami dan mengetahui proses pengambilan minyak dan lemak.
- Untuk memahami dan mengetahui jenis-jenis tumbuhan penghasil minyak dan lemak.
- Untuk memahami dan mengetahui sifat-sifat minyak dan lemak.
Baca juga: 10 Tumbuhan Penghasil Minyak dan Lemak
II. PEMBAHASAN
Minyak dan lemak merupakan senyawa trigliserida dan gliserol. Dalam pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda-beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air.
2.1. Klasifikasi Minyak dan Lemak
Adapun klasifikasi minyak dan lemak dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan yaitu sebagai berikut:
- Berdasarkan kejenuhannya (Ikatan Rangkap)
- Berdasarkan kejenuhannya terdapat dua yaitu : Asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
- Berdasarkan sifat mengering
- Ada tiga klasifikasi minyak dan lemak berdasarkan sifat mengeringnya yaitu minyak tak mengering, minyak setengah mengering, dan minyak nabati mengering.
- Berdasarkan sumbernya
- Ada dua klasifikasi minyak dan lemak berdasarkan sumbernya yaitu berasal dari tanaman (minyak nabati) dan berasal dari hewan (minyak hewani).
2.2. Sifat-sifat Minyak dan Lemak
Adapun sifat-sifat fisika minyak dan lemak adalah sebagai berikut:
- Bobot jenis dari minyak dan lemak biasanya ditemukan pada temperatur kamar.
- Indeks bias dari minyak dan lemak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
- Minyak dan lemak tidak larut dalam air kecuali, minyak jarak.
- Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon.
- Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak atau lemak dengan pelarut lemak.
Adapun juga sifat-sifat kimia dan lemak adalah sebagai berikut:
- Esterifikasi adalah Proses ini bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester.
- Hidrolisa adalah Dalam reaksi ini, minyak dan lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.
- Penyabunan adalah Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida.
- Hidrogenasi adalah Reaksi ini bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada minyak dan lemak.
- Oksidasi adalah Reaksi ini dapat berlangsung bila terjadi kontak anatara sejumlah oksigen dengan minyak dan lemak.
- Pembentukan keton adalah Reaksi ini dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
2.3. Jenis-jenis Tumbuhan Penghasil Minyak dan Lemak
2.3.1. Bintaro (Cerbera manghas)
Biji bintaro merupakan biji yang mengandung minyak dengan kadar yang tinggi yaitu 54,33%. Dalam kandungan minyak tersebut merupakan potensi yang cukup bagus untuk biodiesel. Dalam 1 kg minyak Bintaro dapat dihasilkan dari kurang lebih 2,9 kg biji bintaro yang berasal dari 36,4 kg buah bintaro tua.
2.3.2. Kemiri (Aleurites moluccana)
Biji kemiri merupakan biji yang mengandung minyak sekitar 60%. Setiap pohon kemiri dapat memproduksi 30-80 kg biji kemiri. Minyak kemiri dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan kayu, bahan cat dan pernis, pelapis kertas, dan bahan sabun. Selain potensi minyak lemak, pohon kemiri yang memiliki umur produktif 25-40 tahun ini mempunyai beragam kegunaan seperti daunnya dapat digunakan oleh masyarakat di Sumatera untuk obat sakit kepala dan gonnorhea.
2.3.3. Ketapang (Terminalia catappa)
Biji ketapang merupakan bjii yang mengandung minyak dan dapat dimakan dengan rasa yang mirip dengan kacang almond dan berpotensi menggantikan biji almond sebagai bahan pembuat kue. Biji ketapang mengandung minyak 50% dari bobot biji kering. Minyak biji ketapang berwarna kuning dengan kandungan asam-asam lemak seperti palmitat (55,5%), asam oleat (23,3%), asam linoleat, asam stearat, asam miristat, serta berbagai macam asam amino.
2.3.4. Nyamplung (Callophyllum inophyllum)
Biji nyamplung segar dapat mengandung minyak sekitar 40-55%, sedang biji kering 70–73%. Bahan aktif yang terkandung pada biji adalah Inophylum A-E, Calophylloide dan Acid calophynic. Minyak nyamplung berwarna hijau gelap atau kuning kebiru-biruan, mengandung komponen aktif yang mempercepat kesembuhan luka atau pertumbuhan kulit (cicatrization) dan obat kurap. Selain itu, minyak ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan bakar alami atau biodiesel.
2.3.5. Nyatoh (Palaquium javense)
Minyak nyatoh dapat digunakan untuk minyak bakar seperti memasak dan bahan bakar lampu minyak untuk penerangan. Bijinya bisa menghasilkan minyak yang dapat diperoleh dengan cara memasak/merebus bijinya.
2.4. Cara Pengambilan Minyak dan Lemak
Adapun cara pengambilan minyak dan lemak adalah sebagai berikut:
- Pengepresan adalah proses pengambilan minyak dan lemak dengan cara pengepresan yang dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang dihasilkan dari tanaman tersebut.
- Perebusan merupakan suatu cara untuk mengambil atau mengeluarkan minyak dan lemak dengan merebus buah tanaman tersebut.
- Meserasi merupakan suatu cara untuk pengambilan minyak dengan lemak panas.
2.5. Kegunaan Minyak dan Lemak
Adapun kegunaan dari bahan minyak dan lemak adalah sebagai berikut:
- Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik.
- Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul.
- Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalorit iap 1 gram protein atau karbohidat.
- Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.
- Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
III. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Proses pengambilan minyak dan lemak dilakukan dengan tiga cara yaitu pengepresan, perebusan dan meserasi.
- Minyak dan lemak pada suatu tumbuhan yang memliki kadar tertinggi terdapat pada bagian biji tumbuhan tersebut.
Baca juga: Isolasi Minyak Atsiri Secara Umum
DAFTAR PUSTAKA
Widiyanto, Ary. 2013. Minyak Lemak, Salah Satu Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu yang Perlu Dikembangkan. PDF (diakses pada tanggal 25 November 2018).
Lamboris Pane