5 Tanaman Penghasil Minyak Atsiri
Postingan ini diperbarui 30 Agustus 2021
Produksi minyak atsiri dan tanaman aromatik mengalami perkembangan yang pesat dalam skala nasional dan internasional. Harga minyak atsiri dan tanaman aromatik pun meningkat per kilogram setiap tahunnya.
Minyak atsiri merupakan salah satu senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dan berasal dari jaringan tumbuhan. Minyak atsiri juga adalah senyawa metabolit sekunder yang mudah menguap atau volatil dan bukan merupakan senyawa murni tetapi tersusun atas beberapa komponen yang mayoritas berasal dari golongan terpenoid.
Minyak atsiri merupakan minyak yang bersifat aromatik yang mudah menguap sesuai dengan tanaman penghasilnya. Tanaman penghasil minyak atsiri terdapat beberapa jenis, dalam hal ini kita akan membahas lima tanaman penghasil minyak atsiri yaitu Nilam, Akar Wangi, Jahe, Kayu Manis, Ylang-ylang dan lain sebagainya.
Berikut penjelasan ke-5 tanaman penghasil minyak atsiri adalah:
Baca juga: 3 Golongan Senyawa Minyak Atsiri
1. Nilam (Pogostemon cablin Benth)
Klasifikasi
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnolipsida
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Pogostemon
Spesies: Pogostemon cablin Benth.
Deskripsi
- Nilam merupakan tumbuhan rempah-rempah aromatik yang berasal dari India dan Ceylon.
- Daun permukaannya kasar, dengan tepi bergerigi, panjang daun 10-12 cm, dan panjang tangkai daun 0,8 cm.
- Batang padat dan bengkak pada bagian simpul dengan duri palsu 2,5-14 cm.
- Kelopak bunga berukuran panjang 5-6,5 cm, corolla 6-9 cm, dengan bercak putih berwarna violet pada semua segmen, vilamen berwarna violet.
Menurut wikipedia, Nilam merupakan sejenis semak tropis penghasil minyak atsiri yang pemanfaatannya melalui ekstraksi daun. Tanaman ini tingginya mencapi satu meter yang habitatnya teduh, hangat, dan lembap. Perkembangbiakkannya secara vegetatif.
Hasil minyak ini dimanfaatkan sebagai bahan parfurm, bahan dupa, minyak atsiri antiserangga dan kosmetik. Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah patchoulol. Minyak nilam memiliki kadar PA diatas 30%, berwarna kuning jernih, dan memilki wangi khas dan sulit dihilangkan.
Berdasarkan penelitian Abjul et al. (2013) menyatakan bahwa hasil analisis KG terhadap minyak nilam mempunyai 26 senyawa penyusun minyak atsiri, dengan 8 puncak dominan yang merupakan senyawa Patchouli alkohol (20,36%), Delta-Guaiene (14,50%), Alpa Guaiene (12,89%), Pogostol (3,58%), Palustrol (1,64%), Beta-pinene (0,35%), Alpa-pinene (0,14%), dan Alpa-patchoulena (7,54%).
2. Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash)
Klasifikasi
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Vetiveria
Spesies: Vetiveria zizanoides (L.) Nash
Deskripsi
- Daun mempunyai permukaan yang sangat licin,
- Akar serabut yang tidak beraturan.
- Batang warna putih yang mempunya ruas di berbagai bagian yang ada di batang tersebut.
- Bunga mempunyai warna dua macam yaitu warna hijau dan ungu.
Menurut wikipedia, tanaman akar wangi tumbuh baik pada ketinggian antara 700-1600 m dpl, curah hujan 1500-2500 mm setiap tahun dengan suhu lingkungan 17-27 derajat celsius dan pH sekitar 6-7. Tanaman akar wangi meruapakan tanaman cepat tumbuh sehingga pemanenan dilakukan setelah berumur 8 bulan pada musim kemarau.
Minyak akar wangi dimanfaatkan sebagai minyak atsiri dalam pembuatan parfum, kosmetik dan bahan-bahan obat. Minyak ini mengandung ester yang tersusun oleh senyawa karboksilat asam vetinenat dan senyawa alkohol vetivenol. Proses pengambilan minyak atsiri ini melalui proses penyulingan.
Menurut Anggoro (2003) menyatakan bahwa kandungan minyak atsiri akar wangi terdiri dari alfa dan beta vetiveron, vetivenol, vetivenil vetivenat, asam palmitat, asam benzoat, serta vetivena.
3. Jahe (Zingiber officinale)
Klasifikasi
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocotyledoneae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Spesies: Zingiber officinale
Deskripsi
- Rimpang mempunyai warna dan ukuran berbeda-beda tergantung pada kulivitarnya. Biasanya ditemukan berbentuk berbuku-buku, agak pipih dan menyebar kesegala arah. Kulit luarnya berwarna coklat muda dan dagingnya berwarna kuning muda.
- Akar mempunyai tiga bagian yaitu leher akar, batang akar, serta tudung akar.
- Batang lunak dan berair.
- Daun tumbuh secara berselingan dan mempunyai tepi yang rata, ujung daun meruncing namun pangkalnya tumpul.
- Bunga berbentuk seperti tabung.
Tanaman jahe merupakan tanaman rimpang yang dapat digunakan sebagai rempah-rempah dan obat-obatan yang memiliki senyawa zingeron.
Minyak atsiri jahe dihasilkan pada jenis jahe empirit kecil. Minyak atsiri jahe ini dapat digunakan untuk antiseptik, antipasmodik, aprodisiak, karminatif, diaforetik, ekspektoran dan lain sebagainya. Rimpang jahe empirit sebagian besar tersusun atas pati 40-60%, protein 9-10%, lipid 6-10%, oleresins 4-7,5%, dan minyak atsiri 1-3,3%.
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroam harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak mempunyai komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1-3% (Kurniasari et al., 2013).
Baca juga: 3 Jenis Tanaman Jahe
4. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)
Klasifikasi
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Cinnamomum
Spesies: Cinnamomum burmannii
Deskripsi
- Tinggi mencapai 5-15 m dengan kulit pohon berwarna abu-abu tua dan memiliki bau yang khas, sedangkan anak kayunya mempunyai warna merah cokelat muda.
- Buah berbentuk bulat memanjang dan mempunyai warna hijau tua untuk buah yang masih muda, sedangkan buah yang sudah tua akan berwarna ungu tua.
- Daun tunggal yang mempunyai sifat yang kaku.
- Bunga sempurna dan berukuran kecil berwarna kuning yang tumbuh pada malai.
- Biji berbentuk bulat telur dan kecil-kecil.
Tanaman ini merupakan sejenis pohon penghasil rempah-rempah yang memiliki aroma, manis, dan pedas. Minyak atsiri kayu manis mengandung bahan aktif utama, yaitu eugenol cinnamaldehyde, phellandrene dan methyleugenol. Manfaat minyak atsiri ini adalah sebagai bahan obat (melawan virus, melawan parasif, meredakan depresi, dan lain sebagainya) dan sebagai bahan makanan.
Berdasarkan hasil penelitian Wijayanti et al. (2009) menyatakan bahwa minyak atsiri kayu manis yang berasal dari Pacitan, Bogot, dan Bali mempunyai komponen utama yang sama yaitu trans-sinamaldehid tetapi mengalami perbedaan konsentrasi.
5. Ylang-ylang (Cananga odorata)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Cananga
Spesies: Cananga odorata
Deskripsi
- Tinggi mencapai 12 m.
- Batang lurus dengan kayu keras dan cocok untuk bahan peredam suara atau akustik.
- Daun hijau halus, mengkilap, runcing dengan margin bergelombang.
- Bunga terkulai, panjang menguntit dengan 6 kelopak sempit berwarna kuning kehijauan.
Ylang-ylang ini juga disebut sebagai tanaman kenanga. Tanaman ylang-ylang memiliki cabang yang terkulai dan daun lebih kecil, sedangkan tanaman kenanga memiliki cabnag tegak lurus terhadap batang.
Minyak atsiri tanaman ylang-ylang ini pada umumnya berasal dari bagian kelopak bunga. Minyak atsiri ini dapat dimanfaatkan untuk menebalkan rambut secara alami sekaligus sifat penyembuh pada kulit. Minyak ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan (efek positif pada kesehatan kekebalan tubuh, aliran darah dan emosi), sebgai manafaktur produk, sebagai bahan pengawet makanan dan minuman.
Berdasarkan penelitian Pujiarti et al. (2015) menyatakan bahwa minyak kenanga menghasilkan 23 senyawa kimia, dengan senyawa penyusun utama terdri atas caryopphyellene (36,44%), germacrene D (17,23%), alpa-caryophyllene (9,61%), benzyl benzoate (7,18%), dan beta-linalool (5,97%).
Baca juga: 4 Metode Ekstraksi Oleoresin
Sumber:
Abdjul, N., Paputungan, M., & Duengo, S. 2013. Analisis komponen kimia minyak atsiri pada tanaman nilam hasil distilasi uap air dengan menggunakan KG-SM. Jurnal Sainstek, 7(01).
Anggoro, A. B. 2003. Daya Repelan dan Daya Iritasi Minyak Atsiri Akar Wangi (Vetivera zizoniodes (L) Nash) terhadap Nyamuk Aedes Albopictus. Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kurniasari, L., Hartati, I., & Ratnani, R. D. 2013. Kajian ekstraksi minyak jahe menggunakan microwave assisted extraction (mae). Jurnal Ilmiah MOMENTUM, 4(2).
Pujiarti, R., Widowati, T. B., Kasmudjo, K., & Sunarta, S. 2015. Kualitas, Komposisi Kimia, dan Aktivitas Anti Oksidan Minyak Kenanga (Cananga odorata). Jurnal Ilmu Kehutanan, 9(1), 3-11.
Wijayanti, W. A., Zetra, Y., & Burhan, P. 2009. Minyak Atsiri dari Kulit Batang Cinnamomum burmannii (Kayu manis) dari Famili Lauraceae Sebagai Insektisida Alami, Antibakteri dan Antioksidan. Skripsi pada Jurusan Kimia FMIPA-ITSN Surabaya.