3 Faktor Abiotik Perusak Kayu
Feb 9, 2020
Edit
Faktor abiotik merupakan faktor yang tersusun dari bentuk yang bukan mahluk hidup yang disebabkan oleh unsur pengaruh alam. Misalnya, tanah, air, cuaca, dan lain sebagainya. Faktor abiotik ini mampu mengakibatkan deteriorasi kayu yang dapat dilihat pada unsur kayu bangunan yang mengamali perubahan warna setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Pada setiap jenis kayu mempunyai ketahanan yang berbeda-beda terhadap menghadapi perusak kayu. Oleh sebab itu keberadaan faktor-faktor abiotik perusak kayu penting untuk dipahami agar dapat diupayakan dalam tindakan pencegahan deteriorasi kayu. Pada umumnya faktor abiotik terdiri dari tiga, yaitu.
1. Faktor fisik
Faktor ini merupakan keadaan atau sifat alam yang merusak komponen kayu, sehingga umur pakainya menjadi pendek. Menurut Muin et al (2019) menyatakan bahwa faktor fisik terdiri dari suhu, kelembapan udara, panas matahari, udara dan air.
Faktor fisik berupa air merupakan salah satu kebutuhan dalam pertumbuhan pohon akan mengisi dinding sel dan rongga sel kayu. Dimana kayu bersifat higroskopis, karena polimer dinding selnya mengandung gugus hidroksil dan reaktif. Sehingga pada lingkungan yang mengandung uap air, kayu kering akan menyerap uap air sampai kadar air kesetimbangan dengan lingkungan.
Untuk faktor fisik berupa cuaca dapat mengakibatkan permukaan kayu yang diekspos terhadap cuaca akan terdomposisi, dimana antara komponen utama kayu, lignin mempunyai absorpsi sinar UV tersebar dibandingkan dengan komponen kayu lainnya. Muin et al (2019) menyatakan bahwa lignin juga merupakan komponen pertama yang akan terdekomposisi oleh radiasi UV (Ultra Violet).
Pada faktor fisik berupa panas, akan mengakibatkan lignoselulosa terbakar akibat polimer dinding sel mengalami reaksi pirolisis dengan meningkatnya suhu menguapkan zat-zat volatil dan gas-gas yang mudah terbakar.
2. Faktor Kimia
Faktor ini merupakan faktor abiotik yang tersusun atas proses kerja alam atau akibat pengaruh unsur kimia yang membentuk komponen seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa. Adapun unsur kimia perusak kayu ialah pengaruh garam, pengaruh asam dan basah (Muin et al, 2019).
3. Faktor Mekanik
Faktor ini merupakan faktor abiotik yang tersusun dari proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Misalnya pukulan, gesekan, tekanan, tarikan, dan lain sebaganya yang ditujukan dalam hal pemakaian. Dalam mengendalikan atau mencegah kerusakan pada kayu terhadap faktor mekanik ini ialah melakukan metode pencegahan mencakup pemilihan kayu dengan kekerasan permukaan tinggi, susunan serat sisi kayu pada bagian yang mengalami gesekan kuat dan perlindungan zona kerusakan tinggi dengan plat logam atau penggunaan polimer pengeras kayu (Muin et al, 2019).
Penutup
Faktor abiotik perusak kayu adalah faktor fisik, kimia, dan mekanik. Dimana faktor fisik berupa cuaca, suhu, panas matahari, air dan lain sebagainya. Faktor kimia berupa pengaruh garam, asam, dan basa. Dan faktor maknik berupa tekanan, geseran, tarikan, dan lain sebagainya.
Sekian artikel yang membahas tentang 3 Faktor Abiotik Perusak Kayu, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Muin et al. 2019. Deteriorasi dan Perbaikan Sifat Kayu. Universitas Hasanudin. Makassar.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan
Pada setiap jenis kayu mempunyai ketahanan yang berbeda-beda terhadap menghadapi perusak kayu. Oleh sebab itu keberadaan faktor-faktor abiotik perusak kayu penting untuk dipahami agar dapat diupayakan dalam tindakan pencegahan deteriorasi kayu. Pada umumnya faktor abiotik terdiri dari tiga, yaitu.
1. Faktor fisik
Faktor ini merupakan keadaan atau sifat alam yang merusak komponen kayu, sehingga umur pakainya menjadi pendek. Menurut Muin et al (2019) menyatakan bahwa faktor fisik terdiri dari suhu, kelembapan udara, panas matahari, udara dan air.
Faktor fisik berupa air merupakan salah satu kebutuhan dalam pertumbuhan pohon akan mengisi dinding sel dan rongga sel kayu. Dimana kayu bersifat higroskopis, karena polimer dinding selnya mengandung gugus hidroksil dan reaktif. Sehingga pada lingkungan yang mengandung uap air, kayu kering akan menyerap uap air sampai kadar air kesetimbangan dengan lingkungan.
Untuk faktor fisik berupa cuaca dapat mengakibatkan permukaan kayu yang diekspos terhadap cuaca akan terdomposisi, dimana antara komponen utama kayu, lignin mempunyai absorpsi sinar UV tersebar dibandingkan dengan komponen kayu lainnya. Muin et al (2019) menyatakan bahwa lignin juga merupakan komponen pertama yang akan terdekomposisi oleh radiasi UV (Ultra Violet).
Pada faktor fisik berupa panas, akan mengakibatkan lignoselulosa terbakar akibat polimer dinding sel mengalami reaksi pirolisis dengan meningkatnya suhu menguapkan zat-zat volatil dan gas-gas yang mudah terbakar.
2. Faktor Kimia
Faktor ini merupakan faktor abiotik yang tersusun atas proses kerja alam atau akibat pengaruh unsur kimia yang membentuk komponen seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa. Adapun unsur kimia perusak kayu ialah pengaruh garam, pengaruh asam dan basah (Muin et al, 2019).
3. Faktor Mekanik
Faktor ini merupakan faktor abiotik yang tersusun dari proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Misalnya pukulan, gesekan, tekanan, tarikan, dan lain sebaganya yang ditujukan dalam hal pemakaian. Dalam mengendalikan atau mencegah kerusakan pada kayu terhadap faktor mekanik ini ialah melakukan metode pencegahan mencakup pemilihan kayu dengan kekerasan permukaan tinggi, susunan serat sisi kayu pada bagian yang mengalami gesekan kuat dan perlindungan zona kerusakan tinggi dengan plat logam atau penggunaan polimer pengeras kayu (Muin et al, 2019).
Penutup
Faktor abiotik perusak kayu adalah faktor fisik, kimia, dan mekanik. Dimana faktor fisik berupa cuaca, suhu, panas matahari, air dan lain sebagainya. Faktor kimia berupa pengaruh garam, asam, dan basa. Dan faktor maknik berupa tekanan, geseran, tarikan, dan lain sebagainya.
Sekian artikel yang membahas tentang 3 Faktor Abiotik Perusak Kayu, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Muin et al. 2019. Deteriorasi dan Perbaikan Sifat Kayu. Universitas Hasanudin. Makassar.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan