4 Cara Pembuatan Venir
Postingan ini diperbarui 13 Oktober 2021
Venir merupakan lembaran tipis kayu, biasanya lebih tipis daripada 3 mm atau 1/8 inci, yang dihasilkan dengan mengiris balok kayu atau mengupas sebatang kayu bulat. Venir dimanfaatkan untuk melapisi permukaan panil kayu inti, seperti papan rekat, papan partikel, dan papan serat yang seterusnya dapat diolah lebih lanjut sebagai furniture, pintu, panil dinding, dan lain sebagainya.
Kayu lapis dibuat dengan menyusun tiga lapis venir atau lebih (umumnya berjumlah ganjil) yang direkatkan dengan susunan urat kayu yang saling bersilang tegak lurus supaya lebih kuat. Venir di bagian permukaan biasanya dipilih yang mempunyai pola urat kayu yang indah atau dikenal dengan venir dekoratif.
Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa venir merupakan lembaran papan tipis dalam jumlah gasal disusun dan direkatkan menjadi kayu lapis atau playwood.
Dalam perkembangan suatu industri dari waktu ke waktu menimbulkan masalah penyediaan bahan baku, karena andalan sumber bahan baku hutan alam sudah kurang.
Oleh sebab itu diperlukan teknik budidaya terhadap bahan baku sesuai dengan kerperluan dalam pembuatan produk kayu. Venir ini termasuk produk kayu yang sifatnya lanjutan pada produk playwood.
Cara pembuatan venir adalah cara pengupasan, penyayatan atau pengirisan, penggergajian dan perautan. Berikut penjelasannya.
Baca juga: 5 Tipe Penggergajian Kayu Berdasarkan Fungsinya
1. Rotary Cuttings (Pengupasan)
Cara ini menghasilkan venir untuk membuat playwood biasa atau playwood penggunaan umum. Bahan baku yang digunakan adalah log tanpa kulit, dengan hasilnya cukup panjang dan dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga produk venirnya dapat untuk memenuhi bahan playwood sampai 80% kebutuhan (Kasmudjo, 2010).
Cara ini bersifat produktifitas dalam menghasilkan venir persatuan waktu paling tinggi dibadingkan dengan cara pembuatan venir lainnya. Berdasarkan cara ini mempunyai tebal venir menimal 0,4 mm, tetapi pada umumnya yang diperlukan 0,6-1,0 mm (Kasmudjo, 2010).
Menurtu Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa cara ini mempunyai kelemahan terhadap kondisi venir yang dihasilkan tidak dapat tipis dan gambar seratnya tidak dekoratif. Dalam proses pengupasan harus ditentukan titik pusat log dulu (center log) disebabkan adanya ditempat ini akan mempunyai chuck (penjepit log).
Pada proses pengupasan bagian permukaan venir yang langsung terkena (bersinggungan) dengan sisi tajam pisau kupas disebut sisi kasar (loose side), sedangkan sisi lainnya ialah sisi halus (tight side). Sehingga proses pelaburan perekat sisi halus sangat dianjurkan untuk diberikan perekat pertama kali, hal ini bertujuan untuk lebih menghematnya perekatnya.
2. Slicing (Penyayatan/Pengirisan)
Cara ini menghasilkan venir yang sangat tipis dengan tebalnya 0,2-0,6 mm yang berfungsi untuk melapisi playwood biasa (Kasmudjo, 2010). Sehingga venir yang dihasilkan yang dekoratif atau mempunyai gambaran serat yang baik dengan ukuran lebar dan panjang relatif masih sama dengan ukuran bahan baku aslinya.
Bahan baku yang digunakan pada umumnya ialah jenis kayu yang keras atau berat dengan warna kayu lebih tua dan gambaran serat dekoratif. Oleh sebab itu, harus ada perlakuan pra proses penyayatan yaitu bahan baku direndam, direbus atau dikukus terlebih dahulu.
Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa bentuk bahan baku kayu yang akan disayat dapat berupa flitch (kayu persegi tanpa hati) atau blockware (belahan kayu). Pembentukan blockware rendemen venirnya dapat meningkat samapi 50% dibandingkan dengan flitch.
Dalam prosesnya dilakukan dengan kayu bergerak maju mundur dan pisau sayat diam atau sebaliknya. Diman cara ini dapat dilakukan pada arah vertikal maupun horizontal.
3. Sawing (Penggergajian)
Cara ini sudah jarang digunakan, karena proses ini sudah tua. Artinya cara ini sudah kurang efektif, dimana hasil venirnya mempunyai ketebalan minimal 5 mm. Bahan baku yang digunakan berbentuk persegi dan rendemennya rendah (Kasmudjo, 2010).
Penggergajian kayu merupakan fasilitas dimana kayu yang telah dipotong-potong menjadi kayu untuk bahan bangunan atau keperluan lainnya. Penggergajian juga merupakan suatu proses dimana benda kerja dipotong oleh alat yang berjarak sempit, yang disebut dengan mata gergaji.
Proses ini digunakan untuk memisahkan benda kerja menjadi dua atau lebih potongan, atau untuk memotong bagian yang tidak diinginkan dari suatu komponen. Proses-proses ini sering disebut dengan pekerjaan cut-off.
4. Perautan
Cara ini mempunyai prinsip dalam pembuatan venir ialah seperti orang meruncingkan pensil (pensil ini diartikan sebagai log tanpa kulit). Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa cara ini pada saat sekarang sudah ditinggalkan dan tidak dikembangkan lagi.
Baca juga: Teknologi Proses Pengolahan Hasil Hutan pada Mebel Palangka Raya
Sumber:
Kasmudjo. 2010. Teknologi Hasil Hutan. Cakrawala Media. Yogyakarta.
Lamboris Pane