5 Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Pola dan Lokasi Jalan Hutan
Postingan ini diperbarui 10 November 2021
Bangunan hutan merupakan struktur bangunan yang dibuat di dalam hutan melalui kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) yang bertujuan untuk memudahkan dan memperlancar pelaksanaan semua kegiatan kehutanan dalam pengelolaan hutan lestari.
Jenis-jenis bangunan hutan terdiri dari jaringan jalan hutan, jembatan base camp, terminal kayu, menara pengawas dan lain sebagainya.
Jalan hutan merupakan suatu jalan angkutan yang diperlukan supaya mengangkut hasil hutan ke tempat pengumpulan hasil hutan dan ke tempat pengolahan hasil hutan.
Jaringan jalan hutan merupakan sekumpulan sekmen-sekmen jalan hutan yang sambung menyambung satu sama lain dan membentuk suatu jaringan jalan yang terpadu.
Jaringan jalan yang efesien umumnya merupakan jaringan jalan hutan yang terdiri dari sekmen-sekmen jalan lurus dan sejajar satu sama lain, jembatan sedikit, mempunyai jaringan jalan utama, jalan cabang dan jalan ranting yang didesain lokasinya secara sistematis dan optimal.
Berikut 5 faktor yang mempengaruhi bentuk pola dan lokasi jalan hutan adalah.
Baca juga: Dampak Kerusakan Akibat Pembuatan Jalan Hutan
1. Topografi
Topografi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi bentuk pola dan lokasi jalan hutan melalui bentuk permukaan bumi dan vegetasi. Dimana bentuk permukaan bumi memiliki jarak, ketinggian, dan sudut yang berbeda-beda.
Topografi alam mampu mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Dimana pada tanah datar memiliki kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring menimbulkan proses erosi air, sehingga membatasi kedalam solum tanah.
Pekerjaan perencanaan penataan tata ruang dan pembukaan wilayah hutan serta konstruksi jalan sangat membutuhkan data bentuk wilayah dan kemiringan lapangan. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2013) menyatakan pada umumnya informasi yang dibutuhkan berupa peta topografi 1 : 25.000 sampai dengan 50.000 (beskala sedang), dan peta topografi 1 : 1.000 sampai dengan 5.000 (beskala besar).
Berdasarkan hal itu bahwa topografi yang kondisinya tidak datar akan mempengaruhi tata letak pola jaringan jalan terpaksa menyimpang dari keadaan ideal, hingga mempengaruhi tingkat kerapatan jalan dan persentasi pembukaan wilayah hutan.
2. Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya (Wikipedia, 2020). Geologi mempunyai indikator-indikator untuk mempengaruhi perencancaan tata ruang menjadi tidak ideal dan pembukaan wilayah hutan menjadi tidak produktifitas antara lain permukaan bumi yang tidak dapat dikontrol atau tidak sesuai dengan kententuan yang berlaku pada pembuatan jalan.
3. Iklim
Iklim merupakan rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radioaktif yang menghasilkan gaya dan panas. Energi matahari menyebabkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transpirasi dan evaforasi. Pada umumnya iklim terdiri dari curah hujan dan suhu atau temperatur.
Perencanaan penataan bentuk pola dan lokasi jalan membutuhkan data iklim berupa tipe iklim, tinggi dan intensitas curah hujan bulanan dan tahunan, arah dan kecepatan aingin, serta temperatur maksimum, minumum dan rata-rata bulanan dan tahunan (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2013).
Berdasarkan hal itu ketika iklim dalam kondisi yang tidak mendukung akan mempengaruhi bentuk pola dan lokasi jalan hutan menjadi tidak ideal dan kemudian akan menurunkan produkrifitas pembukaan wilayah hutan.
4. Tanah
Tanah merupakan bahan alam yang terbentuk melalui proses pembentukan tanah atau pedogenesis dalam waktu yang sangat lama. Proses pembentukan tanah ini dikendalikan oleh faktor bahan induk, iklim, organisme, topografi dan waktu pembentukan. Jenis tanah terdiri dari tanah gambut dan tanah mineral.
Perencanaan dalam bentuk pola dan kondisi jalan hutan memerlukan data pada peta tanah dengan skala 1:100.000 (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2013). Dalam hal ini faktor tanah dapat mempengaruhi bentuk pola dan kondisi jalan hutan menjadi tidak ideal apabila tanahnya berjenis tanah gambut.
5. Sistem Penyaradan dan Pengangkutan yang dilakukan
Sistem penyadaran dan pengangkutan memiliki pola jalan yaitu pola jalan sarad sejajar, pola jalan sarad dengan sudut 35 derajat, jalan angkutan sejajar, dan jalan sejajar menyudut. Apabila sistem penyadaran dan pengankutan yang dilakukan bersifat melanggar kriteia dalam penyadaran dan pengangkutan akan menyebabkan tata letak pola jaringan jalan terpaksa menyimpang dari keadaan ideal, sehingga mempengaruhi tingkat kerapatan jalan dan persentasi pembukaan wilayah hutan akan menurun.
Baca juga: 5 Sistem Dasar Bangunan Air terhadap Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
Sumber:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013. Pemanenan Hasil Hutan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.
Wikipedia. 2020. Geologi. https://id.wikipedia.org/wiki/Geologi (diakses pada tanggal 21 Maret 2020).
Lamboris Pane