2 Pengukuran Laju Infiltrasi
Postingan ini diperbarui 17 Januari 2022
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat kemampuannya, kandungan air dan permeabilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air, dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada suatu tanah hutan karena pengaruh grabitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan (Winarno et al, 2010).
Infiltrasi adalah aliran air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke tanah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setlah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi (Winarno et al, 2010).
Laju maksimal gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaiknya, apabila intensitas hujan lebih kecil daripada kapasitas infitrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu milimeter per jam (mm/jam).
Dalam kaitannya dengan analisi hidrologi, informasi yang diperlukan adalah laju infiltrasi yang berubah dengan waktu. Untuk mendapatkan data tersebut pengukuran laju infiltrasi pada suatu tempat tertentu dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengukuran langsung dan dengan pendekatan menggunakan analisi hidrograf. Pengukuran secara langsung di lapangan dapat menggunakan single ring infiltrometer, doubel ring infiltrometer dan rainfall simulator (Hartini, 2017).
Berikut 2 pengukuran laju infiltrasi adalah.
1. Ring Infiltrometer
Infiltrometer merupakan suatu tabung baja pendek, berdiameter besar (suatu batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Ring infiltrometer digunakan untuk menetapkan infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi, sorptivitas, dan kapasitas infiltrasi (Hartini, 2017).
Single ring infiltrometer berupa silinder baja yang dimasukkan ke dalam tanah dan dilengkapi dengan skala dalam milimeterr dan hook gauge untuk mengukur penurunan muka air yang diisikan ke dalam silinder baja yang diamati dalam rentang waktu tertentu.
Prinsip pengukuran infiltrasi dengan double ring infiltrometer sama dengan single ring infiltrometer, hanya saja digunakan 2 buah silinder baja untuk menahan rembesan air ke arah horinzontal dengan cara langsung yang dapat mudah mengukur. Infiltrasi pada satuan luas lahan tersebut dengan biaya yang relatif murah dibandingkan cara analisis hidrograf dari limpasan.
Persoalan yang sering muncul dalam penggunaan alat ring infiltrometer adalah efek pukulan butir-butir hujan tidak diperhitungkan, efek tekanan udara dan tanah tidak terjadi dan struktur tanah sekeliling dinding tepi alat itu telah terganggu pada waktu pemasukannya ke dalam tanah (Hartini, 2017)
2. Rainfall Simulator
Simulator hujan dibuat untuk menghindari kelemahan dari penggunaan alat infiltrometer. Terdiri dari seperangkat alat pembuatan hujan buatan dari pompa dan sederet pipa dng "nozzle". Intensitas hujan yang diinginkan dapat diatur. Bidang tanah yang digunakan untuk percobaan diisolasikan dari bidang tanah lain disekitarnya, dan dilengkapi dengan alat pengukur debit. Luas bidang yang disiram adalah antara 0,1-40 meter persegi (Hartini, 2017).
Baca juga: 7 Faktor yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi
Sumber:
Hartini, E. 2017. Modul Hidrologi dan Hidrolika Terapan. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang.
Winarno et al. 2010. Hidrologi Hutan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Lamboris Pane