4 Faktor yang Mempengaruhi Evaporasi (Hidrologi dan Pengelolaan DAS)
Postingan diperbarui 31 Agustus 2021
Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadu gas (uap air) dan masuk ke atmosfer. Di dalam hidrologi, penguapan dibagi menjadi dua, yaitu (Hartini, 2017):
- Evaporasi (Ep) adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air (seperti laut, sungai), permukaan tanah (genangan di atas tanah dan penguapan dari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah), dan permukaan tanah (intersepsi).
- Transpirasi (Et) adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan menguap menuju atmosfer.
Oleh karena sulitnya membedakan antara penguapan dari badan air, tanah dan tanaman, maka biasanya evaporasi dan transpirasi dicakup menjadi satu yaitu evapotranspirasi. Evapotranspirasi adalah penguapan yang terjadi di permukaan lahan, yang meliputi permukaan tanah dan tanaman yang tumbuh di permukaan lahan. Apabila ketersediaan air (lengas tanah) tak terbatas, maka evapotranspirasi yang terjadi disebut dengan evapotranspirasi potensial (ETP).
Akan tetapi pada umumnya ketersediaan air di permukaan tidak tak terbatas, sehingga evapotranspirasi terjadi, dengan laju lebih kecil dari evapotranspirasi potensial. Evapotranspirasi yang terjadi sebenarnya di suatu daerah disebut evapotranspirasi nyata.
Mengigat kuantitas penguapan harian relatif kecil, dalam hal tertentu dimana penguapan bukan merupakan unsur dominan, jumlah penguapan kadang tidak diperhatikan. Kasus analisis debit banjir, besarnya penguapan dari tampungan air di alur sungai umumnya diabaikan (Hartini, 2017).
Kasus untuk keperluan irigasi, penguapan merupakan data masukan utama untuk hitungan kebutuhan air irigasi. Kasus analisis imbangan air di waduk yang mempunyai luas tampungan relatif kecil, nilai penguapan harian menjadi masukan penting, terutama pada musim kemarau. Perhitungan menyangkut perancangan dan pengoperasian waduk akan sangat memerlukan data evaporasi yang akurat.
Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Untuk memperkirakan besarnya penguapan diperlukan data-data tersebut. Beberapa instansi seperti BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian secara rutin melakukan pengukuran-pengukuran klimatologi (Hartini, 2017).
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah:
Baca juga: 9 Tahapan Terjadinya Siklus Hidrologi
1. Radiasi Matahari
Radiasi matahari merupakan sumber utama panas. Hal tersebut mempengaruhi jumlah evapotranspirasi di atas permukaan bumi yang tergantung pada garis lintang dan musim.
Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak global (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan desember kedudukan matahari berada jaug di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari beradap paling jauh di utara. Daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil terjadi pada bulan Juni (Hartini, 2017).
Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nayata terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi (Hartini, 2017).
2. Temperatur
Suhu atau temperatur merupakan suatu ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Temperatur adalah salah satu besaran pokok fisika. Temperatur adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat.
Perbedaan suhu dan temperatur adalah bahwa temperatur adalah ukuran kualitatif (panas dan dingin) yang menyatakan panas atau dinginnya suatu zat. Sedangkan suhu adalah ukuran kuantitatif (berapa derajat panasnya) yang menyatakan secara spesifik berapa tingkat atau derajat panasnya.
Semakin tinggi temperatur, semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu, semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat, sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapisan udara di atasnya dalam bentuk uap air (Hartini, 2017).
3. Kelembaban
Kelembaban udara adalah kandungan uap air yang ada di dalam udara. Jumlah air yang ada dalam udara ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari seluruh atmosfer.
Perbedaan tekanan uap menyebabkan, terjadinya penguapan. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uap airnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, sehingga menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air, tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, dimana pada saat itu penguapan terhenti (Hartini, 2017).
4. Kecepatan Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Pergerakan angin disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena bumi berputar atau berotasi. Udara juga bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
Apabila proses evaporasi terus berlangsung udara akan menjadi jenuh terhadap uap air dan evaporasi akan terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus, lapisan udara yang telah jenuh harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam (Hartini, 2017).
Baca juga: 2 Alat Ukur Evaporasi (Hidrologi dan Pengelolaan DAS)
Sumber:
Hartini, E. 2017. Modul Hidrologi dan Hidrolika Terapan. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang.
Lamboris Pane