Gambaran Umum Jelutung Rawa (Dyera polyphylla Miq.)
Postingan ini diperbarui 10 November 2021
Taksonomi
Jelutung rawa merupakan jenis tanaman asli yang tumbuh di rawa gambut, dengan daerah penyebaran alami di pulau Sumatera, Semenanjung Malayasia, dan Kalimantan. Jelutung rawa merupakan salah satu jenis famili Apocynaceae dan genus Dyera. Bastoni (2014) menyatakan jelutung rawa adalah jenis pohon lokal (indigenos spesies) yang tumbuh alami di hutan rawa dan sangat sesuai untuk hutan tanaman daya berproduksi tinggi dan ramah lingkungan, karena:
- Mempunyai daya adaptasi yang baik dan teruji pada hutan rawa.
- Mempunyai pertumbuhan yang cepat (riap diameter 2,0-2,5 cm/tahun, riap tinggi 1,6-1,8 m/tahun).
- Dapat dibudidayakan dengan manipulasi lahan minimal tanpa pembuatan kanal untuk saluran drainase.
- Mempunyai hasil ganda yaitu getah (untuk permen karet, kosmetik, isolator) dan kayu (untuk pencil slate, moulding).
- Sudah dikenal dan dimanfaatkan lama oleh masyarakat.
- Dapat dibudidayakan seperti tanaman karet, pada masa produktif disadap getahnya, pada akhir daur dimanfaatkan kayunya.
Jelutung rawa dapat dikembangkan dengan pola perhutanan sosial (hutan rakyat, hutan kemasyarakatan), HTI, campuran dengan kelapa sawit atau tumpang sari dengan tanaman pertanian dan kolam (agrosilvofishery) untuk memperoleh hasil getah, kayu dan pemulihan fungsi lingkungan suatu wilayah (Bastoni, 2014).
Bastoni (2014) mendeskripsikan klasifikasi tanaman jelutung rawa, sebagai berikut:
- Kingdom : Plantae
- Subkigdom : Tracheobionta
- Super Divisi : Spermatophyta
- Devisi : Magnoliopsida
- Kelas : Dicotyledonae
- Ordo : Gentianales
- Famili : Apocynaceae
- Genus : Dyera
- Spesies : Dyera polyphylla Miq.
Ciri-ciri Botanis
Kulit batang jelutung rawa berwarna abu-abu atau abu-abu kemerahan dengan tekstru licin hingga sangat kasar dengan lentisel, daun jelutung rawa lebih tebal, dan ujung daun melekuk ke dalam. Jelutung rawa memiliki akar napas (pneumatofor), sehingga memungkinkannya bertahan hidup di air yang selalu tergenang, jelutung rawa memiliki daun dewasa berbentuk lonjong dengan ujung daun belekuk dan dasar daun runcing. Permukaan bawah daun berwarna hijau keputihan. Buah jelutung rawa gambut berukuran panjang 20-25 cm (Tata et al., 2015).
Panjang polong buah jelutung berkisar antara 12-26 cm (rata-rata 23 cm) berat kering polong 20,2-31,9 gram (rata-rata 28,02 gram), jumlah biji per polong 12-26 biji (rata-rata 18 biji). Buah yang telah matang (masak fisiologis) pecah setelah dijemur 1-3 hari, sedangkan buah yang masih muda baru pecah setelah dijemur lebih dari 7 hari (Bastoni, 2014).
Jelutung rawa memiliki pohon besar, tinggi dan bertajuk tipis, tinggi pohon dapat mencapai 60 meter dan diameter 260 cm, sedangkan tinggi bebas cabang dapat mencapai 30 meter, bentuk batang slindris dan tidak berbanir, kulit batang berwarna abu-abu atau kehitam-hitaman. Kulit luar rata tetapi kasar, mempunyai sisik berbentuk bujur sangkar, tebal kulit batang 1-2 cm, tidak berbulu, bergetah putih sampai kuning, halus dan tidak berteras.
Daun tunggal tersusun melingkar pada ranting sebanyak 15-20 cm dan lebar 6-8 cm. Tajuk tipis atau jarang. Buah berupa polong kayu yang kembar (berpasangan) menyerupai tanduk berbentuk coklat. Kulit biji sebanyak 12-36 butir, tersusun dalam dua baris yang berhimpitan di dalam polong buah. Bunga berkuran kecil, berwarna putih dan wangi, bertangkai panjang 10-14 cm (Wibisono et al., 2005).
Tempat Tumbuh dan Penyebaran
Jelutung rawa menyebar secara lami di tepi sungai rawa dan rawa gambut di pulau Sumatera, dan Kalimantan, yaitu di pesisir timur Sumatera di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan. Di Sumatera dikenal dengan nama jelutung atau nyalutung, dan di Kalimantan dikenal dengan nama pantung atau pulut (Tata et al., 2015).
Baca juga: Makalah Jelutung | Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan
Sumber:
Bastoni. 2014. Budidaya Jelutung Rawa (Dyera lowii Hook. F.) Palembang.
Tata, H. L., Bastoni, M. Sofiyuddin, Mulyoutami, E. Perdana, A. dan Janudianto. 2015. Jelutung Rawa; Teknik Budidaya dan Prospek Ekonominya. Word Agroforestry Centre (Icraf). Bogor.
Wibisono, L. T. C., Siboro, L., dan Putra, Inn. S. 2005. Wetland International-Ip. Bogor.
Lamboris Pane