Faktor Biotik dan Abiotik Penyebab Penyakit Hutan
Postingan ini diperbarui 15 Desember 2021
1. Penyakit Biotik
Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman hutan yang disebabkan oleh suatu organisme infeksius bukan binatang, sehingga dapat ditularkan dari satu pohon ke pohon lainnya.
Organisme yang dapat menyebabkan suatu penyakit tanaman hutan disebut patongen. Faktor biotik yang menyebabkan penyakit terhadap hutan adalah jamur, bakteri, mikroplasma, virus, tumbuhan parasit tingkat tinggi, nematoda, serangga, dan alleopati (Anggraeni, 2012).
a. Jamur
Jamur ada yang menyebut cendawan atau fungi. Jamur merupakan organisme tingkat rendah penyebab penyakit terhadap hutan yang belum mempunyai akar, batang, dan daun. Jamur dibedakan menjadi empat kelompok kelas, yaitu Phycomyetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.
b. Bakteri
Bakteri merupakan faktor biotik penyebab penyakit terhadap hutan yang tumbuhan bersel satu dan berdinding sel, tetapi bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti).
c. Mikroplasma
Mikroplasma adalah organisme yang mempunyai bakteri yang menyebabkan berbagai penyakit manusia, hewan, tanaman, dan hutan
d. Virus
Virus merupakan faktor biotik penyebab penyakit terhadap hutan yang biasanya menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil produksi, bahkan mampu menimbulkan kematian tanaman inang.
e. Tumbuhan parasit tingkat tinggi
Dibagi menjadi dua yaitu, parasit fakultatif (setengah parasit) dan parasit obligat (parasit sejati). Parasif fakultatif adalah tumbuhan tingkat tinggi parasit yang mengambil makanan berupa bahan anorganik dari inangnya, sedangkan tumbuhan parasit obligat adalah tumbuhan tingkat tinggi parasit yang sepenuhnya mengambil bahan makanan berupa bahan organik dari inangnya. Tumbuhan parasit tingkat tinggi merupakan faktor biotik penyebab penyakit terhadap hutan.
f. Nematoda
Nematoda merupakan organisme yang masih tergolong primitif tetapi telah dilengkapi dengan sistem pencernaan, saraf dan reproduksi. Banyak spesies merupakan parasit pada tanaman. Nematoda merupakan faktor biotik penyabab penyakit terhada hutan.
g. Serangga
Serangga faktor biotik penyebab penyakit terhadap hutan yang menyebabkan berbagai macam kerusakan pada tanaman terutama sebagai akibat dari aktivitas makan.
h. Alleopati
Efek yang merusak dari pelepasan senyawa-senyawa kimia organik oleh satu jenis tertentu tanaman pada saat perkecambahan, pertumbuhan atau metabolisme terhadap jenis tanaman yang lain yang berbeda dikenal sebagai alleopati. Alleopati merupakan faktor biotik penyebab penyakit terhadap hutan.
Baca juga: Jenis Penyakit Hutan yang Disebabkan oleh Mikroorganisme
2. Penyakit Abiotik
Penyakit abiotik adalah penyakit tanaman yang disebabkan oleh penyebab penyakit nonifeksius atau tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain. Namun demikian penyakit abiotik dapat mempengaruhi seluruh fase perkembangan tanaman hutan, mulai dari semai, pertumbuhan vegetatif, perkembangan sampai dengan komoditi yang di hasilkan tanaman (kayu, damar, benih, dan lain-lain).
Faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan adalah suhu, kelembaban dan air, hujan dan angin, keracunan (kelebihan) mineral, defisiensi (kekurangan) mineral, senyawa kimia, dan polutan udara beracun (Anggraeni, 2012).
a. Suhu
Setiap jenis tanaman hutan akan tumbuh dan berkembang pada kisaran persyaratan suhu yang dapat ditoleransi. Perubahan suhu yang melebihi toleransi akan mengakibatkan tanaman mengalami penyimpangan fisiologi. Suhu merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
b. Kelembapan dan air
Tanaman penyusun hutan termasuk tanaman yang mesofit. Saat kelembapan udara yang sangat tinggi, penguapan dari tumbuhan menjadi rendah. Rendahnya penguapan dari tubuh akan mengakibatkan terjadi penghambatan penyerapan hara dari tanah, terutama kalsium.
Ketersediaan air yang cukup sangat diperlukan untuk pohon penyusun hutan. Pada musim kemarau panjang, kekeringan terjadi jika tanah sedikit mengandung air. Sehingga tanaman menjadi sakit bahkan mati.
Gejala awal timbul akibat kekeringan pada umumnya berupa kelayuan, gugur daun, dan matinya pucuk. Jika kelebihan air bukan karena banjir tapi karena drainase yang buruk. Gejala yang ditimbulkan tanaman menjadi layu dengan daun perubahan kehilangan sifat permebailitasnya sehingga unsur-unsur logam maupun senyawa beracun dapat terserap oleh akar. Kelembaban dan air merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
c. Hujan dan Angin
Hujan disertai angin kencang menimbulkan beberapa bentuk kerusakan pada tanaman. Daun sobek, tercaik-cabik dan basah, sehingga akan memudahkan terjadinya serangan bakteri atau jamur. Angin yang sangat kencang dapat merobohkan tanaman, sehingga terjadi kerusakan fisik dan memungkinkan terjadinya pembusukan. Hujan dan angin merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
d. Keracunan (kelebihan) Mineral
Tanaman mempunyai tanggapan (respon) yang berlainan terhadap keasaman tanah. Tanaman yang mengalami keracunan akan menunjukkan gejala yang bervariasi dari perubahan warna (klorosit), kayu bercak, penebalan daun, kerdil sampai mati. Keracaunan atau kelebihan mineral merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
e. Defisiensi (kekurangan) Mineral
Ada 13 elemen unsur mineral penting yang diperlukan tanaman, dan kekurangan salah satu atau lebih unsur-unsur tersebut dapat menimbulkan penyakit tanaman. Unsur-unsur tersebut yaitu: karbon, hidrogen, oksingen, belerang, kalium, fosfor, nitrogen, boron, mangan, magnesium, natrium, silikon, dan khlor. Defisiensi atau kekurangan mineral merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
f. Senyawa Kimia
Biasanya senyawa kimia yang disebebakan oleh pestisida dan limbah industri. Senyara kimia merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
g. Polutan Udara Beracun
Polutan udara yang menimbulkan kerusakan tanaman seiring dengan peningkatan jumlah industri dan pemanfaatan energi disuatu daerah. Polutan udara beracun merupakan faktor abiotik penyebab penyakit terhadap hutan.
Baca juga: Pengertian Hama dan Penyakit Hutan
Sumber:
Anngraeni, I. 2012. Penyakit Karat Tumor pada Sengon dan Hama Cabuk Lilin pada Pinus di Jawa Barat. Jurnal Peneltian Hutan Tanaman 7(5):273-278 hlm.
Lamboris Pane