4 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti
Postingan ini diperbarui 09 November 2021
Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Klasifikasi nyamuk ini terdiri dari filum: Arthropoda; kelas: Insekta; Ordo : Diptera; Famili: Cucilidea; Subfamilia: Culicinea; Genus: Aedes; Speies: Aedes aegypti.
Nyamuk ini berwarna hitam dengan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuhnya. Nyamuk ini berukuran kecil (4-13 mm) dengan bentuk tubuh yang ramping. Nyamuk dewasa memiliki tiga bagian yaitu, caput (kepala), torak dan abdomen.
Nyamuk dewasa pada bagian caput terdapat probosis halus yang lebih panjang dari kepalanya. Probosis berfungsi untuk menangkap makanan. Probosis nyamuk jantan berfungsi untuk penghisap cairan tumbuh-tumbuhan, sari buah dan keringat sedangkan pada nyamuk betina berfungsi sebagai alat tusuk dan menghisap darah. Pada bagian kiri dan kanan probosis terdapat sepasang antena yang terdiri atas 15 segmen. Atena nyamuk jantan memiliki rambut yang lebih lebat dari nyamuk betina, rambut pada antena nyamuk betina disebut pilose dan nyamuk jantan disebut pulmose.
Bagian torak memiliki mesonotum berbentuk Iyra (Iyraform). Mesonotum memiliki scetellium yang terdiri dari tiga lobus. Nyamuk ini memiliki dua gambaran garis puti yang memanjang pada toranya. Sayap nyamuk ini panjang dan langsing, mempunyai vena yang permukaannya ditutupi sisik sayap yang sempit dan panjang.
Bagian abdomen nyamuk ini terdiri dari sepuluh segmen, dua dari segmen terakhir berubah menjadi alat kelamin. Ujung bagian ini lancip disebut pointed (Rosmanyanti, 2014).
Siklus hidup nyamuk ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu.
1. Telur
Telur nyamuk ini berwarna hitam dan berbentuk oval dan mengapung pada permukaan air yang jernih atau menempel pada dinding penampungan air. Jika wadah air mengering, telur bisa bertahan hidup selama beberapa minggu bahkan bulan. Ketika wadah berisi air lagi maka telur akan menetas menjadi jernik (larva) dalam kurun waktu dua hari (Boekoesoe, 2013).
2. Larva
Telur menetas menjadi larva instar I dalam waktu dua hari, setelah itu larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak tiga kali berturut-turut, menjadi larva instar II, III, dan instar IV. Proses ini membutuh waktu sekitar 10 hari tergantung pada suhu dan diet larva. Pada setiap akhir instar menggunakan cara moult dan ecdysis. Ecdysis adalah munculnya pita-pita hitam di dadanya yang terbungus sirkular dan muncul rambut lateral di sepanjang kutikula. Ukuran larva mencapai 0,5-1 cm2.
Larva bergerak dengan dua cara utama yakni dengan tersentak tubuhnya dan dengan mouth brushes. Larva bergerak aktif di dalam air. Pernapasan larva menggunakan cara gerakan berulang-ulang dari bawah keatas permukaan air. Larva istirahat posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Setelah 6-8 hari larva akan menjadi pupa.
3. Pupa
Pupa merupakan tahap stadium akhir. Pada tahap ini membutuhkan sekitar 2-5 hari. Selama tahap ini tidak memakan apapun. Bagian dalam pupa terdapat kantung udara yang terletak diantara bakal sayap nyamuk dewasa dan terdapat sepasang sayam pengayuh yang saling menutupi sehingga memungkinkan pupa untuk menyelam cepat dan mengadakan serangkaian jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsangan. Ketika pertama kali muncul, pupa berwarna pituh tetapi dalam kurun waktu yang singkat terjadi perubahan pigmen. Setelah 1-2 hari pupa akan menjadi nyamuk baru atau dewasa.
4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk ini berhabitat di lingkungan gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah.
Baca juga: Metode Penelitian Aktivitas Larva Aedes aegypti
Sumber:
Boekoesoe, L. 2013. Kajian Faktor Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Studi Kasus di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Disertasi. Fakutas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gorontalo. Gorontalo
Rosmayanti, K. 2014. Uji Efektivitas Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L) sebagai Larvasida Pada Larva Aedes aegypti Instar III/IV. Skripsi. Fakultas Kedokteran, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Lamboris Pane