3 Tumbuhan Penghasil Parfum Terbanyak
Parfum atau sering disebut dengan minyak wangi merupakan salah satu campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut yang digunakan dalam memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, objek atau ruangan (Wikipedia). Minyak parfum perlu dilakukan pengenceran dengan pelarut, dikarenakan minyak esensial atau sintesis mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang kemungkinan dapat mengakibatkan reaksi alergi serta kemungkinan cedera ketika digunakan langsung ke kulit atau pakaian.
Berikut tumbuhan penghasil parfum terbanyak adalah,
1. Cempaka Kuning (Magnolia champaca (L.) Bail ex Pierre)
Deskripsi
- Tinggi mencapai 50 m, diameter mencapai 180 cm.
- Batang lurus, bulat, pepangan licin berwarna cokelat keabu-abuan.
- Tajuknya agak jarang dan agak melebar dengan percabangannya tidak teratur.
- Daunnya tunggal, tersusun spiral, berbentuk lanset agak melebar atau bundar telur, berukuran sedang, dan berbulu halus pada permukaan bawah, tangkainya berbulu, stipulanya panjang seringkali melebihi tangkai daunnya.
- Bunga berwarna kuning muda ketika muda dan menjadi oranye tua ketika tua, harum, berukuran agak besar, helaian bunganya tersusun dalam untaian yang banyak.
- Buahnya cokelat terdiri atas 2-6 biji.
Klasifikasi
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Magnoliales
Famili: Magnoliaceae
Genus: Magnolia
Spesies: Magnolia champaca (L.) Bail ex Pierre
Tumbuhan cempaka kuning tersebar di daerah India, Indo Cina, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Bali. Untuk status kelangkaan menurut IUCN adalah LC atau Least Concern (kurang perhatian). Tumbuhan ini tumbuh di pinggir hutan pada tanah yang subur pada ketinggian hingga 1.500 m dpl, pada temperatur maksimal 35 sampai 40 derajat celsius dan maksimum 3 sampai 10 derajat celsius. Tumbuhan ini berkembangbiak secara generatif melalui biji. Musim bunga dan pembuahan terjadi sepanjang tahun, terutama pada bulan April sampai Juli (Gunawan et al., 2019).
Baca juga: 5 Tanaman Penghasil Minyak Atsiri
Adapun manfaat tumbuhan cempaka kuning adalah,
- Kayunya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat panel pintu dan peralatan rumah tangga.
- Bunganya dapat digunakan sebagai campuran pada jamu atau dimanfaatkan untuk wawangian rambut atau diramu bersama bahan lain untuk dijadikan parfum.
- Minyak dari bunganya untuk dipakai dalam industrii kosmetika.
- Pepangan kulit batang untuk obat demam.
- Daun untuk pengobatan sakit perut dan bau mulut.
2. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii (Nees & T.Ness) Blume)
Deskripsi
- Tinggi mencapai 20 m dengan diameter batang mencapai 70 cm.
- Batangnya tegak dan bercabang, kulitnya licin, berwarna abu-abu kecoklatan, berbau aromatik.
- Daun tunggal berseling, helaian daun lanset atau jorong, panjang 4-15 cm, lebar 2-6 cm, tepi rata permukaan atas licin dan mengkilap, pertulangan pangkal daun menjari 3, melengkung. Daun muda berwarna merah pucat setelah tua menjadi hijau.
- Bunganya majemuk, tersusun dalam malai di ketiak daun, berbulu halus.
- Buah buni bentuk memanjang, panjang 1-1,5 cm, diameter sekitar 0,5 cm, buah warna hijau dan setelah masak ungu kehitaman, terdapat 1 biji buah.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Cinnamomum
Spesies: Cinnamomum burmannii (Nees & T.Ness) Blume
Tumbuhan kayu manis tersebar di daerah Asia Tenggara. Di Indonesia di daerah Kalimantan dan Sumatera. Tumbuhan ini tumbuh sampai ketinggian 2000 m dpl, tapi tumbuh baik pada ketinggian 500-1.200 m dpl dengan curah hujan rata-rata 2.000-2.500 mm, tumbuh baik pada tanah berpasir. Tumbuhan ini berkembangbiak secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi dan stek (Gunawan et al., 2019).
Adapun manfaat tumbuhan kayu manis adalah,
- Kulit batang berkhasiat sebagai obat pelega perut, radang sendi, kulit, jantung, perut kembung, anti diabetes dan obat sariawan.
- Pepangan kayu ini bisa digunakan sebagai ramuan minuman segar, bumbu makanan, minyaknya untuk sabun, kosmetik dan parfum serta pengusir semut.
- Kayu manis baik ditanam sebagai pohon hias karena daun mudanya yang merah muda.
3. Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke)
Deskripsi
- Tinggi mencapai 40 m dengan diameter batang 60 cm.
- Daun tunggal, kedudukan berseling, bentuk lonjong memanjang berukuran 6-8 x 3-4 cm, permukaan helai daun mengkilap, tepi daun sedikit bergelombang dan pertulangan sekunder berjumlah 12-16 pasang.
- Bunga muncul di ujung ranting dan bawah ketiak daun. Mahkota bunga berbentuk lancip dengan panjang mencapai 5 mm. Bunganya berwarna hijau kekuningan atau putih dengan bau yang harum.
- Buah bulat telur atau agak lonjong dengan panjang sekitar 4 cm dan lebar sekitar 2 cm, buah masak berwarna kuning orange.
- Biji berbentuk bulat telur dan warna cokelat kehitaman yang tertutup rapat oleh rambut cokelat kemerahan.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Thymalaeles
Famili: Thymelaecaea
Genus: Gyrinops
Spesies: Gyrinops versteegii (Gilg) Domke
Tumbuhan garahu tersebar di daerah India, Burma, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia terdapat di daerah Sulawesi, Papua dan Nusa Tenggara. Tumbuhan ini berkembangbiak secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui cangkok atau okulasi, stek pucuk dan kultur jaringan. Tumbuhan ini tumbuh di dataran rendah, lereng-lereng bukti sampai ketinggian 900 m dpl dengan suhu rata-rata 32 derajat celsius dan kelembaban sekitar 70%. serta curah hujannya kurang dari 2.000 mm/tahun (Gunawan et al., 2019).
Baca juga: 6 Tumbuhan Penghasil Resin Terbanyak
Adapun manfaat tumbuhan gaharu adalah,
- Gaharu diperdagangkan sebagai obat di Cina dan India, parfum dan dupa di Jepang, serta anti serangga di berbagai daerah.
- Pepangan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tali temali dan hasil olahannya digunakan untuk cawat dan ikat kepala sedangkan masyarakat Kubu memanfaatkan kulit kayu bagian dalamnya sebagai tikar atau lapis dasar tikar pandan.
Sumber:
Gunawan H, Sugiarti, Wardani M, & Mindawati N. 2019. 100 Spesies Pohon Nusantara Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati. IPB Press. Bogor.
Lamboris Pane