Makalah Taman Nasional Sebangau | Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu lingkungan atau tempat tinggal segala sesuatu yang hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan) dan memiliki hubungan timbal balik dimana yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Klasifikasi hutan seringkali disebut dengan formasi yang berbeda antara satu dengan lainnya dalam hal struktur, fisiogonomi dan komposisi floristik.
Formasi yang sama dapat dikenali dari struktur dan fisiognominya (kenampakan vegetasi tumbuhan). Formasi-formasi hutan menempati habitat fisik yang berbeda dan dapat dikenali batas-batasnya secara jelas. Formasi hutan dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik habitat fisiknya. Nama suatu formasi hutan akan mencerminkan tapak tumbuh serta struktur dan fisiognominya (Whitmore, 1991).
Nama hutan rawa gambut seringkali rancu dengan hutan rawa, ditinjau dari segi karakteristik daerah rawanya hutan mangrove selalu berada dalam pengaruh air laut, hutan rawa mendapatkan suplai air yang mengandung cukup hara mineral terlarut dari aliran (selain dari air hujan), sedangkan hutan rawa gambut hanya mendapatkan suplai dari air hujan yang sangat miskon akan hara (Whitmore, 1991).
Hutan rawa gambut merupakan ekosistem yang rentan atau fragile, artinya hutan ini sangat mudah terganggu atau rusak dan jika sudah terganggu akan sangat sulit untuk kembali lagi seperti kondisi awalnya (Wibisonoi et al., 2008 dalam Nugroho, 2011). Gangguan terhadap ekosistem hutan rawa gambut merupakan faktor yang menyebabkan perubahan terhadap struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh di dalamnya.
Kawasan hutan rawa gambut Sebangau terletak di antara Sungai Sebangau dan Sungai Katingan, dan berada pada tiga wilayah administrasi, yaitu Kabupaten Katinga, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan latar belakang maka perlu dilakukan penulisan makalah tentang keadaan umum lokasi kawasan Taman Nasional Sebangau.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah adalah bagaimana keadaan umum lokasi Taman Nasional Sebangau?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan makalah adalah untuk mengetahui dan memahami keadaan umum lokasi Taman Nasional Sebangau.
Baca juga: Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Taman Nasional Sebangau
II. ISI
2.1 Sejarah Taman Nasional Sebangau
Sebelum menjadi Taman Nasional Sebangau, kawasan ini adalah bekas HPH (Hak Penguasaan Hutan) yang aktif sekitar 1970-1990. HPH yang pernah beroperasi di kawasan ini adalah PT. Brajatama, PT Bratajaya Utama, PT. Gelora Dayak Besar, PT. INHUTANI III, PT Kahayan Lumber, PT. Katunen, Nusantara Plywood, PT. Salawati Timber, PT. Kahayan Besar, PT. Setia Alam Jaya, PT. Semanggang Hayu, PT. Simpo Jaya Timber, PT. Budi Mulya.
Setelah perusahaan HPH tersebut berhenti beroperasi, kegiatan illegal logging oleh masyarakat marak terjadi. Cara pengambilan kayu, baik oleh sebagaian perusahaan HPH maupun kegiatan illegal logging dengan cara menggali parit atau kanal di hutan rawa gambut Sebangau sangat mengancam ekosistem kawasan Sebangau. Cara tersebut akan mengakibatkan kawasan hutan rawa gambut Sebangau kehilangan air dan dapat merusak fungsi hidrologisnya, serta menyebabkan kekeringan disaat musim kemarau. Beberapa insiden kebakaran telah terjadi kawasan Sebangau pada tahun 1992, 1994, 2002, 2009, 20014, 2015, dan hampir selalu terjadi insiden hotspot di kawasan Sebangau dalam hampir setiap musim kemarau (Balai TN Sebangau, 2017).
2.2 Letak dan Luas Taman Nasional Sebangau
Taman Nasional Sebangau (TNS) merupakan perwakilan ekosistem rawa gambut yang berada di provinsi Kalimantan Tengah dengan luas 568.700 ha. Berdasarkan letak geografis, kawasan Taman Nasional Sebangau terletak di antara 02 derajat 19' - 02 derajat 25' LS dan 113 derajat 50' - 113 derajat 54 ' BT (Balai TN Sebangau, 2014).
Kawasan Taman Nasional Sebangau ditunjuk menjadi Taman Nasional pada tahun 2004 oleh Menteri Kehutanan Nomor SK.423/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 dengan luas kurang lebih 568.700 ha. Kawasan Taman Nasional Sebangau (TNS) dibagi menjadi tiga seksi pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTN. Wilayah) adalah:
- Kota Palangka Raya Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN. Wilayah I) terbagi menjadi dua wilayah yaitu Resort Kereng Bangkirai dan Resort Habaring Hurung dengan luas 48.270 ha.
- Kabupaten Pulang Pisau Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN. Wilayah II) terbagi menjadi tiga resort yaitu Resort Mangkok, Resort Bangah, Resort Paduran dengan luas 172.260 ha.
- Kabupaten Katingan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN. Wilayah III) terbagi menjadi tiga resort yaitu Resort Muara Bulan, Resort Buan Bango, dan Resort Mendawai dengan luas 348.170 ha.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya tahun 2003, kawasan Taman Nasional Sebangau secara administrasi berbatasan dengan:
Sebelah Selatan: Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Timur: Kabupaten Kapuas
Sebelah Barat: Kabupaten Katingan
2.3 Geologi dan Tanah
Balai TN Sebangau (2004) menjelaskan bahwa kawasan Sebangau terbentuk oleh formasi endapan alluvium (Qa) yang terdiri dari:
- Endapan alluvium sungai dan endapan gambut atau bahan organik. Bahan organik yang ditemukan adalah endapan bahan organik, pasir, dan liat.
- Endapan bahan organik berwarna hitam sampai hitam kemerahan, dengan kedalaman mencapai 12 meter, membentuk kubah gambut atau peat dome.
- Fisiografi Sebangau terdiri dari satuan lahan alluvial (membentuk dataran rawa atau floodplain, tanggul sungai atau levee, dan satuan lahan kubah gambut atau gambut ombrogen/oligotrofik) dengan tingkat kematangan fibrik sampai saprik.
Tanah di kawasan Sebangau termasuk ke dalam kelompok histosol atau tanah gambut. Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tanah atau lapukan bahan organik pada daerah cekungan yang selalu tergenang dalam jangka waktu lama.
2.4 Aksiebilitas
Punggualas merupakan sebuah nama anak sungai dan danau yang ada di kawasan TNS, berlokasi di wilayah resort Baun Bango SPTN. Wilayah III Kasongan. Jalur darat merupakan akses yang dapat di tempuh selama kurang lebih 5 jam dari kota Palangka Raya ke Desa Baun Bango, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan speedboat kurang lebih 30 menit melintasi sungai Katingan, dilanjutkan dengan menggunakan longboat selama kurang lebih 15 menit guna mencapai visitor center di dalam kawasan yang melewati Sungai Punggualas.
Baca juga: Kawasan Konservasi di Taman Nasional Sebangau
III. KESIMPULAN
Kesimpulan makalah adalah Taman Nasional Sebangau (TNS) merupakan perwakilan ekosistem rawa gambut yang berada di provinsi Kalimantan Tengah dengan luas 568.700 ha. Berdasarkan letak geografis, kawasan Taman Nasional Sebangau terletak di antara 02 derajat 19' - 02 derajat 25' LS dan 113 derajat 50' - 113 derajat 54 ' BT.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Taman Nasional Sebangau. 2014. Statistik Balai TN Sebangau 2014. Palangka Raya.
Balai Taman Nasional Sebangau. 2017. Laporan Kinerja Tahunan Balai Taman Nasional Sebangau. Palangka Raya.
Nugroho, A. W. 2011. Struktur Vegetasi dan Komposisi Jenis pada Hutan Rawa Gambut di Resort Habaring Hurung, Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Kalimantan Tengah.
Whitmore, T. C. (1991). Tropical rainforest dynamics and its implications for management. Rainforest regeneration and management, 67-87.
Lamboris Pane