Kelapa Sawit | Morfologi, Syarat Tumbuh, dan Manfaat
Tanaman kelapa sawit secara botani dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun. Sedang begian generatif yang merupakan alat perkembangan terdiri dari bunga dan buah. Keberhasilan budidaya tanaman kelapa sawit ditentukan oleh tiga faktor yaitu sumber daya lahan, budaya petani atau pekebun dan pemintaan pasar tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit sangat bersifat spesifik lokasi dan kondisi geografis.
Tanaman tropis kelapa sawit ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai tempat dimana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika, Equatorial, Asia Tenggara dan Pasifik Selatan (Supraniningsih, 2012).
Suplai sawit di dunia saat ini sangat terbatas, karena kelapa sawit hanya dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa dan diperkirakan hanya 2% dari belahan lahan di dunia. Daerah ideal bagi perkebunan kelapa sawit adalah Malaysia dan Indonesia, akibatnya, proses produksi kelapa sawit belum mencukupi konsumsi dunia (Supraniningsih, 2012).
Setiap perkebunan monokultur yang berskala luas sangat beresioko terhadap lingkungan hidup, apalagi kelapa sawit merupakan tanaman yang rakus air. Kelapa sawit setiap harinya membutuhkan air sebanyak 20-30 liter per pohon dan juga menyerap unsur hara yang berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah (Supraniningsih, 2012).
Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Monocotyledonae
Ordo: Plamae
Famili: Arecaceae
Genus: Elaeis
Spesies: Elaeis guineensis Jacq.
Baca juga: Laporan Praktikum Briket Arang Tempurung Kelapa Sawit
Morfologi
1. Akar
Kelapa sawit mempunyai fungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanh dan respirasi tanaman. Akar kelapa sawit berfungsi sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter ketika tanaman sudah berumur 25 tahun.
Akarnya tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna putih atau kekuningan. Berakar serabut. Perkarannya sangat kuat karena tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan kuarter (Fauzi et al., 2012).
2. Batang
Kelapa sawit mempunyai batang tumbuh lurus, tidak bercabang, dan tidak berkambium. Pada batang terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas, walaupun daun telah kering dan mati. Waktu tua, pangkal pelepah yang masih tertinggal pada batang akan terkelupas sehingga kelihatan batang kelapa sawit berwarna hitam beruas (Sunarko, 2014).
3. Daun
Kelapa sawit mempunyai daun yang menyerupai bulu burung atau ayam. Anak-anak daun atau foloage leaflet tersusun berbasis dua sampai ke ujung daun. Ditengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang anak daun. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai kasar. Pajang pelepah daun mencapai kurang lebih 7,5-9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah antara 200-400 helai (Adi, 2013).
4. Bunga
Kelapa sawit mempunyai bunga berumah satau atau monokotil. Artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun atau ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen atau bunga majemuk. Rangkaian bunga terdiri dari batang poros dan cabang-cabang meruncing yang biasa disebut dengan spikelet.
Jumlah spikelet dalam rangkaian dapat mencapai 200 buah. Batang poros bunga jantan lebih panjang dibandingkan dengan bunga betina, tetapi jumlah spiliketnya hampir sama.
5. Buah
Kelapa sawit mempunyai tandan buah tumbuh di ketiak daun. Daunnya setiap tahun tumbuh sekitar 20-40 helai. Semakin tua umurnya, pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah yang terbentuk 6 semakin menurun. Meskipun demikian, tidak berarti hasil produksi minyaknya menurun.
Syarat Tumbuh
Pengusaha kelapa sawit dapat mencapai keberhasilannya berkaitan erat dengan tingkat produksi yang dapat dicapai. Tingkat produksi yang dapat dicapai ditentukan oleh potensi genetik bahan tanaman, potensi lahan, tingkat pengelolaan tanaman. Arti kaitan dengan potensi lahan adalah bahwa perkembangan tanaman kelapa sawit akan berhasil dengan baik jika dilakukan pada lahan yang memenuhi syarat tumbuh.
1. Kondisi Tanah
Tanah yang ideal dalam batas tertentu mempunyai sifat untuk mengurangi pengaruh buruk dari keadaan iklim yang kurang sesuai. Contohnya tanaman kelapa sawit pada lahan yang beriklim agak kurang masih dapat tumbuh baik jika kemampuan tanahnya tergolong tinggi dalam menyimpan dan menyediakan air.
Biasanya kelapa sawit dapat tumbuh berproduksi baik pada tanah-tanah ultisol, intisol, inceptisol, dan hitosol. Berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya, kelapa sawit dapat diusahakan pada tanah yang tekstur supaya kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai liat massif. Karakteristik tanah yang digunakan pada penilaian kesesuaian lahan untuk kelapa sawit meliputi batuan dipermukaan tanah, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, kondisi drainase tanah, dan tingkat kemasaman tanah (pH).
2. Kondisi Iklim
Kelapa sawit mampu tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 derajat celsius dengan suhu maksimum 33 derajat celsius dan suhu minimum 22 derajat celsius sepanjang tahun. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1250-3000 yang merata sepanjang tahun dengan jumlah bulan kering kurang dari 3 bulan, curah hujan optimal berkisar 1750-2500 mm (Lubis, 2008).
3. Bentuk Wilayah
Bentuk wilayah terdapat 3 jenis yaitu,
a. Bentuk wilayah yang sesuai untuk kelapa sawit adalah daftar sampai berombak yaitu wilayah dengan kemirangan lereng antara 0-8%.
b. Pada wilayah bergelombang sampai berbukit atau kemiringan lereng 8-30%, kelapa sawit masih tumbuh dapat berproduksi dengan baik melalui upaya pengolahan tertentu seperti permbuatan teras.
c. Pada wilayah berbukit dengan kemiringan lebih dari 30% tidak dianjurkan untuk kelapa sawit karena akan memerlukan biaya yang besar untuk pengolahannya sedangkan produksi kelapa sawit yang dihasilkan relatif rendah.
Manfaat
Kelapa sawit adalah bibit minyak yang paling produktif di dunia. Satu hektar kelapa sawit dapat menghasilkan 5.000 kg minyak mentah, atau hampir 6.000 liter minyak mentah menurut data dari Journey to Forever (Supraniningsih, 2012).
Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling tahan hama dan penyakit dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Sawit memang tidak dapat dibandingi dengan kedelai maupun minyak bunga matahari.
Kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai biofuel. Selain itu, kelapa sawit juga dipakai untuk beribu-ribu kegunaan lain dari bahan-bahan makanan ke pelumas mesin hingga dasar kosmetik. Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya, yang dagingnya menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku meniyak goreng serta bahan baku margarin.
Baca juga: Makalah Briket Arang
Sumber:
Adi, P. 2013. Kaya dengan bertani kelapa sawit.
Fauzi, Y., Widyastuti, Y. E., Satyawibawa, I., & Paeru, R. H. 2012. Kelapa sawit. Penebar Swadaya Grup.
Lubis, A. U. 2008. Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Sunarko, I. 2014. Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. AgroMedia.
Supraniningsih, J. 2012. Pengembangan Kelapa Sawit Sebagai Biofuel dan Produksi Minyak Sawit Serta Hambatannya. MAJALAH ILMIAH WIDYA.
Lamboris Pane