Cengkeh | Morfologi, Kandungan Kimia, dan Manfaat
Umumnya cengkeh dikenal dengan banyak istilah di beberapa daerah seperti bunga rawan di Sulawesi, bungeu lawang di Sumatera, dan cengkeh di Jawa. Menurut Nuraini (2014) menyatakan bahwa nama istilah lain cengkeh adalah sinke, cangke, cengke, gomode, sake, sangke, dan hungo lawa.
Klasifikasi cengkeh adalah
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledoneae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzgium
Spesies: Syzgium aromaticum L.
Baca juga: Jahe Merah | Morfologi, Kandungan Kimia, dan Efek Farmakologis
A. Morfologi Cengkeh
Tanaman cengkeh mempunyai pohon dengan batang besar berkayu keras yang tingginya mencapai 20-30 meter. Cengkeh dapat bertahan hidup hingga lebih dari 100 tahun dan tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan ketinggian 600-1000 meter di dpl (diatas permukaan laut).
Cengkeh mempunyai 4 jenis akar yaitu akar tunggang, akar lateral, akar serabut, dan akar rambut. Tanaman cengkeh mempunyai daun tunggal yang kaku dan bertangkai tebal dengan panjang tangkai daun sekitar 2-3 cm. Menurut Kardinan (2003) menyatakan bahwa daun tanaman cengkeh muda berwarna hijau muda, sedangkan daun tanaman cengkeh tua berwarna hijau kemerahan.
Cengkeh akan berbunga setelah berumur 4,5-8,5 tahun, tergantung keadaan lingkungannya. Tanaman cengkeh mempunyai bunga tunggal berukuran kecil dengan panjang 1-2 cm dan tersusun dalam satu tandan yang keluar pada ujung-ujung ranting. Setiap tandan terdiri dari 2-3 cabang malai yang bisa bercabang lagi. Menurut Thomas (2007) menyatakan bahwa bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman, dan berasa pedas kerana mengandung minyak atsiri.
B. Kandungan Kimia Cengkeh
Cengkeh mempunyai kandungan rendemen minyak atsiri dengan jumlah cukup besar, baik dalam bunga sekiata 10-20 %, tangkai sekitar 5-10%, dan daun sekitar 1-4%. Minyak atsiri dari bunga cengkeh mempunyai kualitas terbaik karena hasil rendemennya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90% (Nurdjannah, 2007).
Menurut Prianto et al. (2013) menyatakan bahwa kandungan minyak atsiri bunga cengkeh didominasi oleh eugenol dengan kompisis eugenol 81,20%, trans-beta kariofilen 3,92%, alpa-humulene 0,45%, eugenol asetat 12,43%, kariofien oksida 0,25% dan trimetoksi asetofenon 0,53%.
Menurut Bustaman (2011) menyatakan bahwa eugenol merupakan senawa berwarna bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak, bersifat mudah larut dalam pelarut organik dan sedikit larut dalam air dengan berat molekul 164,20 dan titik didih 250-255 derajat celsius.
Eugenol juga adalah senyawa yang terdapat pada minyak atsiri bunga cengkeh dan berfungsi sebagai antifungi dan antibakteri. Mekanisme kerja eugenol sebagai zat antifungi dimulai dengan penetrasi eugenol pada membran lipid bilayer sel jamur yang mengakibatkan terjadinya penghambatan sintesis ergosterol dan terganggunya permbeabilitas dinding sel jamur sehingga terjadi degradasi dinding sel jaur, dilanjutkan dengan perusakan membran sitoplasma dan membran protein yang menyebabkan isi dari sitoplasma keluar dari dinding sel jamur.
C. Manfaat Cengkeh
Menurut Nuraini (2014) menyataka bahwa cengkeh mempunyai manfaat dalam industri perusahaan rokok kretek, makanan, minuman, dan obat-obatan. Cengkeh bahkan dapat dijadikan sebagai obat tradisional karena mempunyai khasiat untuk mengobati sakir gigi, rasa mulas sewaktu haid, rematik, pegal linu, masuk angin, sebagai ramuan penghangat badan dan penghilang rasa mual.
Menurut Nurdjannah (2007) menyatakan bahwa bagian tanaman cengkeh yang banyak dimanfaatkan adalah bunga, tangkai bunga, dan daun. Bunga cengkeh yang dikeringkan digunakan sebagai bahan penyedap rokok dan obat penyakit kolera. Minyak cengkeh yang diperoleh dari hasil penyulingan bunga cengkeh kering, tangkai bunga cengkeh, dan daun cengkeh kering banyak dimanfaatkan sebagai pengharum mulut, mengobati bisul dan sakit gigi, sebagai penghilang rasa sakit, dan lain sebagainya.
Baca juga: 4 Tanaman Sebagai Penghasil Minyak Atsiri
Sumber:
Bustaman, S. 2011. Potensi Pengembangan Minyak Daun Cengkeh Sebagai Komoditas Ekspor Maluku. Jurnal Litbang Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk, 3, 14, PT Agromedia Pustaka, Tangerang.
Nurdjannah, N. 2007. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development.
Nuraini, S. 2014. Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Hipertensi Pada Usia Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Dusun Karangan Desa Karangan Kecamatan Balong. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.
Prianto, H., Retnowati, R., & Juswono, U. P. (2013). Isolasi dan karakterisasi dari minyak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) kering hasil distilasi uap. Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya, 1(2), pp-269.
Thomas, A.N.S. 2007. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Kanisus, pp: 22-24.
Lamboris Pane