Metode Penelitian Pertumbuhan Balangeran
Pemilihan sistem silvikultur yang akan digunakan merupakan tindakan yang sangat pentingdalam rangka memelihara dan memanfaatkan hutan alam produksi secara optimal dan lestari. Meningkatkanproduktivitas hutan produksi dan menjaga kualitas lingkungankemudian dilakukan penerapan sistem silvikultur yang sesuai dengan kondisi hutan yang telah terfragmentasi.Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan manipulasi lahan seperti pembuatan guludan untuk mengatasi ketergenangan.
Santosa dan Supriyo (2012), menjelaskan bahwa dalam penanaman Balangeran diperlukan teknik silvikultur yang sesuai, sehingga persen hidupnya dapat tinggi.Teknik yang digunakan, yaitu dengan melakukan manipulasi lingkungan berupa pembentukan guludan pada setiap semai yang ditanam. Guludan yang dibuat disesuaikan dengan tinggi maksimal air saat puncak musim penghujan agar bibit tidak tenggelam dan kedalaman maksimal air saat puncak musim kemarau agar perakaran bibit masih dapat menjangkau air.
Berikut metode penelitian pertumbuhan balangeran adalah.
Baca juga: Laporan Silvikultur Pemeliharaan dan Pengukuran Tanaman Balangeran
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakandalam penelitian iniadalah 400 batang tanaman Balangeran(Shorea balangeran Korth) yang ada di lahan revegetasi desa Penda Barania seluas 2 (dua) hektar umur ± 6 bulan. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut ini:
- Alat Tulis Menulis
- Kamera Digital
- Komputer untuk mengolah data
- Caliper untuk pengukur diameter tanaman
- Meteran untuk mengukur tinggi tanaman
- Kertas Label dan Spidol
- Tally sheet
B. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer menurut Hasan (2002) ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer pada penelitian meliputi pertumbuhan tanaman revegetasi yang meliputi, diameter dan tinggi.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada Hasan (2002). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu bahan pustaka, literatur, penelitian terlebih dahulu. Jenis data sekunder pada penelitian ini meliputi kondisi tanah, dan iklim.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi lapangan serta mendeskripsikan keadaan pertumbuhan Balangeran. Pengumpulan data meliputi pertumbuhan tanaman Balangeran (Shorea balangeran) evaluasi keberhasilan pertumbuhan tanaman Balangeran dengan menggunakan sistem guludan. Tahapan pengambilan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengamatan Persen Tumbuh Tanaman
Pengamatan persen tumbuh tanaman dilaksanakan dengan menghitung jumlah tanaman yang hidup dan mati pada tiap jalur pengamatan. Tiap jalur pengamatan terdiri dari 20 guludan dan tanaman Balangeran yang akan dievaluasi tingkat keberhasilannya.
2. Pengukuran Diameter dan Tinggi Balangeran
Pengukuran diameter dilaksanakan dengan mengikuti tanda yang telah dibuat pada tanaman berupa spidol hitam, agar letak pengukuran diameter tidak berubah ubah. Pengukuran diameter pohon menggunakan califer.
Pengukuran tinggi dilaksanakan dengan menggunakan pita ukur. Penggunaan pita meter dilakukan dengan pengukuran tinggi total Balangeran.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur/tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
- Persiapan lokasi penelitian dan penentuan jalur penelitian.
- Jalur di lokasi penelitian berjumlah 20 jalur, dimana pada setiap jalur diambil 20 tanaman Balangeran.
- Penempatan ajir disetiap batas tanaman, kemudian memberi label pada tanaman sebagai tanda sehingga memudahkan mengambil data.
- Pemeliharaan tanaman.
- Pengelolaan data serta analisis data
- Penyusunan skripsi, seminar hasil dan ujian akhir.
E. Analisis Data
1. Perhitungan persentase hidup rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Persentase hidup tanaman = (jumlah tanaman hidup/jumlah yang di tanam) x 100%
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.60 tahun 2009 tentang pedoman keberhasilan reklamasi hutan kriteria penetapan persen tumbuh tanaman dan persen tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini, merupakan tabel kriteria persentasi tumbuh tanaman.
2. Hubungan Pertumbuhan Tinggi dan Diameter Balangeran
Data pertumbuhan tinggi dan diameter Balangeran dimasukkan dalam program Microsoft Excel 2007 dan diolah dalam bentuk grafik pertumbuhan. Hubungan pertumbuhan tinggi diameter dengan menggunakan perangkat lunak SSPS 21 statistik, dengan uji statistik non parametrik pearson untuk melihat hubungan antara pertumbuhan tinggi dengan diameter Balangeran. Rumus matematis uji korelasi Pearson adalah (Usman, 2000):
Dimana :
Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2 = Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Mardianto (2014) menguraikan bahwa nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu hubungan antara variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Korelasi positif (+) berarti bahwa jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya. Jika korelasi negatif (-) berarti bahwa jika variabel X mengalami penurunan maka variabel Y akan mengalami kenaikan. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- 0,00 sampai 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah
- 0,21 sampai 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah
- 0,41 sampai 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat
- 0,71 sampai 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat
- 0,91 sampai 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali
- 1 berarti korelasi sempurna
Baca juga: Pengendalian Gulma pada Tanaman Balangeran (Laporan Praktek Kehutanan Masyarakat)
Sumber:
Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia,Bogor.
Santosa, B dan H. Surpriyo. 2012. Budidaya Shorea Balangeran di Lahan Gambut: Kondisi Lingkungan Tempat Tumbuh Balangeran (Shorea Balangeran) di Hutan Rawa Gambut. Banjarbaru: Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru.
Usman, H. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara.
Lamboris Pane